Maulid Nabi: Bid’ah, Benarkah !
Dan membaca mengenai Isa Alaihissalam: (Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana). Surah Al Maidah 118.
Kemudian Rasulullah mengangkat kedua tangannya seraya berdoa dengan bercucuran air mata. Ya Allah, Selamatkanlah umatku, Selamatkanlah umatku. Kemudian Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat Jibril:
“Temuilah Muhammad -dan Rabbmulah yang lebih tahu dan tanyakan kepadanya, apa yang membuat menangis?” Maka malaikat Jibril pun bertanya kepada Nabi, dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawabnya dengan apa yang dikatakan Allah, dan Allah lebih mengetahui hal itu.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Jibril, temuilah Muhammad dan katakan bahwa Kami akan membuatmu senang dengan umatmu dan tidak akan membuatmu sedih karenanya.” (Sahih Muslim) Lalu, bagaimana mungkin saya & teman-teman tidak bergembira saat berjumpa dengan perayaan Maulid?
Musnad Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat di suatu malam, lalu beliau membaca ayat hingga subuh tiba. Beliau rukuk dan sujud dengan ayat :
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-Ma’idah 118).
Ketika subuh tiba aku menanyakannya kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam : “Wahai Rasulullah, kenapa engkau membaca ayat ini hingga subuh tiba, engkau rukuk dan sujud dengannya?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Aku memohon syafaat buat umatku dan Allah memberikannya padaku, dan mereka akan mendapatkannya atas izin Allah, yaitu bagi orang yang tidak menyekutukan Allah Azza Wa Jalla dengan sesuatu.”
Andai kita hidup di zaman Baginda Rasulullah, apa yang akan kita lakukan saat menyaksikan jari-jemari Nabi mengeluarkan air, yg dengannya para sahabat berwudhu? Mari saya kisahkan dari Kitab Sunan Tirmidzi, bahwa Abdullah bin Mas’ud, berkata:
“Kalian menganggap tanda-tanda (kebesaran Allah) sebagai azab, sedangkan kami pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganggapnya sebagai berkah. Sesungguhnya dahulu kami makan bersama Nabi dan kami mendengar makanan tersebut BERTASBIH ketika kami makan.”
Bayangkan teman-teman, apa yang akan kita lakukan saat menyaksikan makanan bertasbih di hadapan Baginda Rasulullah? Lalu, lanjutan riwayat: “Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diberi bejana (yang terdapat sedikit air), lalu Beliau meletakkan tangan di dalamnya, maka dari jari jemari Nabi mengeluarkan air.
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mari kita berwudhu dengan air yang diberkahi, yaitu keberkahan yang datang dari langit.” Maka kami semua dapat berwudhu.”
diambil dari: thread@CeritaGuruadeirra
(bersambung ke part 3)