Home / Agama / Artikel

Kamis, 20 April 2023 - 07:00 WIB

Suluk Ramadhan

Memurnikan niat dan aksi dari pujian atau setidaknya “diketahui” sesama adalah pekerjaan yang tidak mudah, berpuasa adalah cara Tuhan mengajarkan kita untuk belajar ikhlas melakukan suatu perbuatan tanpa pujian orang lain; sebegitu rahasia-nya, sehingga pengakuan bahwa engkau “berpuasa” bukan suatu ukuran yang bisa dinilai oleh siapapun.

Bukan hanya pada soal pujian bahkan pada soal hasil sekalipun. Engkau beribadah tak lagi membincang soal hasil, mau diterima atau tidak bukan urusanmu. Pada titik ekstrem, engkau tak lagi mempedulikan syurga atau neraka. Tugasmu hanya melayani Dia karena engkau adalah Abdullah; Hamba Allah.

Dalam hadits Qudsi, Dia berfirman: “Seluruh amal manusia untuknya kecuali puasa. puasa itu untukku dan Aku yang akan membagikan ganjarannya”.

Statement ini sangat gamblang. clear. tak perlu penjelasan. Dialah sang pemegang otoritas tunggal bukan hanya atas penilaian puasa seseorang tetapi juga yang paling berhak membagikan ganjaran puasa.

Baca Juga :  Ikhlas? Seberapa Penting Sih Keikhlasan Itu? Yuk Di Simak!

Kita mau apa?

Maka, tangkaplah pesan tersembunyi mengenai keikhlasan, bahwa engkau hanya menjalani, hanya melakukan, hanya berkarya. Berkarya itu orientasinya proses bukan hasil. Hasil itu bukan urusanmu. hasil itu urusan Dia. bahkan ketika engkau berhasil memperoleh target, sejatinya Dia yang menentukan.

Lalu buat apa menyusun perencanaan?

Mari kembali pada fokus tulisan ini? tema besarnya soal keikhlasan. perencanaan tetap bagian yang harus engkau siapkan. Tetapi bila engkau menjadikan Hasil itu sebagai “wajib terwujud”, maka engkau akan terjebak pada dua kondisi yang mengerikan:

1). Kejumawaan; bahwa semua hasil yang engkau peroleh itu semata-mata karena dirimu. Engkau bekerja, engkau tak wajib kaya. Engkau belajar, engkau tak wajib pintar. Bila kekayaan dan kepintaran itu sesuatu yang wajib, maka saat keduanya engkau peroleh karena pekerjaan dan belajarmu, akan ada perasaan jumawa semua itu kau raih semata-mata karena dirimu.

Baca Juga :  Tutup Kuping Saat Dengar Musik = Radikalisme?

2). Kekecewaan; bahwa semua hasil yang engkau peroleh itu semata-mata karena dirimu. Faktanya, Engkau bekerja lalu tak kaya-kaya. Engkau belajar lalu tak pintar-pintar. Apa yang berikutnya terjadi? Engkau terjatuh pada kekecewaan diri lalu mengalamatkan kesalahan pada dirimu, engkau sesali itu tak kunjung akhir. Engkau terjebak pada nafsu lawwamah, di mana guilty feeling (rasa bersalah) menguasai dirimu.

Puasa mengajarkan keseimbangan.

Engkau memulai puasa dengan niat. niat itu mengandung perencanaan yang matang dan spesifik. Di dalam niat engkau menyebutkan akan berpuasa di esok hari, di bulan Ramadhan, di tahun ini. Lihat, betapa spesifik niat yang engkau tancapkan.

Bila dalam sebuah pekerjaan, engkau membuat perencanaan yang tidak spesifik, boleh jadi hasilnya tidak seperti yang engkau harapkan. Pada titik ini engkau tak pantas menyalahkan tuhan.

Baca Juga :  HARI RAYA KU!! (Dinamika 1 Syawal)

Yang berikutnya dari niat puasa dan ini adalah Kata Kuncinya adalah statement “Lillahi Ta’la”, puasamu diorientasikan hanya karena Allah bukan karena yang lain. Engkau terbebas dari ketergantungan atau bahkan harapan yang lain-lain selain Allah. Bahkan syurga tidak berhasil menggodamu untuk mengubah niatmu. Fokusmu kepada Dia. Dia yang kau layani.

Suluk Puasa ini membebaskanmu dari kegalauan orientasi ibadah. Engkau melakukan puasa dengan ikhlas. Tidak karena takut akan dosa, juga tidak karena berharap pahala.

Bayangkan, bila suluk semacam ini engkau implementasikan dalam keseluruhan hidupmu.

akan tampak dengan jelas apa yang kau proklamirkan setiap hari:

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah: “Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS Al-An’am/ 162)

 

Ayah Enha

(Pengasuh Pondok Pesasntren Motivasi Bekasi)

Akhmadi Didi

Share :

Baca Juga

Niat

Artikel

Niat? Apasih Maksudnya?

Agama

Sudah Hijrah Kok Malah Semakin Payah (Part 2)

Artikel

Daring? Tatap Muka Online? Yuk Simak ini Baik-Baik!!

Artikel

Beri Anak Kita Tanggapan, Bukan Pujian

Artikel

Komik Online? Recommended banget nih!!

Artikel

Swasta tidak Menjadi Penghalang untuk Melanjutkan Ke Sekolah Negeri

Artikel

Apa Itu Definisi Dewasa? Yuk Simak!

Artikel

Tips Lancar Berbahasa Korea bagi Para Pelajar