Home / kisah

Selasa, 1 April 2025 - 09:27 WIB

Sejarah Kampung Arab Panjunan Cirebon

Sejarah Kampung Arab Panjunan Cirebon

Sejarah Kampung Arab Panjunan. Kampung Arab Panjunan di dirikan oleh para pedagang arab yang datang ke Cirebon. Sekitar abad ke 14.

Di Kampung Arab Panjunan ini juga terdapat rumah kuno, biasanya jika Bulan Ramadan di rumah kuno ini, membuat bubur yang bernama

bubur harisa, lalu bubur itu di bagikan oleh jamaah Masjid Asy Syafi’i Bayashut.

Yang membedakan bubur ini dengan bubur umumnya ialah, bumbu yang di gunakan ciri khas Arab, yakni ada

jinten putih, ketumbar, kayu manis, sereh, dan lainnya. Selain itu di tambahkan daging kambing sebagai ciri khas sajian Timur Tengah.
Rumah kuno ini milik Yayasan Masjid Asy-Syafi’i. Pendiri yayasan nya adalah Syekh Mohammad Islam Bayasut.

Kampung ini di kenal dengan Masjid Merah Panjunan, yang terletak di Jalan Panjunan, Masuk wilayah Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemah Wungku, Kota Cirebon.

Masjid ini sering di juluki Masjid Pangeran Panjunan, Masjid Abang ataupun Masjid Al-Athyah.

Masjid merah panjunan merupakan salah satu masjid tertua yang di dirikan pada tahun 1478 M Oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan merupakan putra dari Syekh Nurjati.

Kata Panjunan berasal dari “anjun” yang berarti tanah merah atau abang yang merupakan bahan dasar untuk membuat kerajinan gerabah seperti tembikar, gentong, padasan, serta alat-alat rumah tangga yang terbuat dari tanah merah lainnya.

Syarif Abdurrahman adalah seorang pengrajin gerabah sehingga sambil berdakwah menyebarkan ajaran islam,
Syarif Abdurrahman datang ke Cirebon membawa 500 masyarakat dari Baghdad, kemudian mengajarkan mereka, bagaimana berwirausaha dengan mengembangkan kerajinan gerabah.

Pusat kerajinan gerabah di Cirebon berasal dari Panjunan, sampai terdapat istilah pengobongan, yang sekarang sudah menjadi jalan pengobongan di sekitar kampung arab.
Sampai sekarang kawasan Panjunan menjadi Kampung Arab terbesar di Cirebon.

Sejarah Kampung Arab Panjunan Cirebon

Akan tetapi pusat kerajinan gerabah terbesar kini berpindah ke lokasi di Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.

Di sebut sebagai masjid merah karena dinding bata, yang menjadi bahan material utamanya adalah warna merah.

Menurut babad cirebon, Syarif abdurrahman, Syarif Abdurrahim, dan Syarifah Baghdad adalah 3 bersaudara yang merupakan anak dari Syekh Nurjati. Yang di perintahkan untuk membantu dakwah Islam Pangeran Cakrabuan.

Syarif Abdurrahman di minta untuk membangun sebuah pemukiman yang pada akhirnya di kenal sebagai Panjunan.
Masjid Merah Panjunan sering di tempati untuk tempat musyawarah dan pertemuan para wali penyebar ajaran Islam Di Nusantara.

Di dalam Masjid Merah Panjunan ini terdapat 17 tiang, yang melambangkan jumlah rakaat shalat 5 waktu

Pintu masuk masjid yang kecil yang mengharuskan orang menunduk, melambangkan ketika kita

ingin bertemu dengan Allah, kita harus merendahkan diri dihadapannya.

Keunikan masjid ini ada di bagian atap masjid, yang tak memiliki kubah, melainkan berbentuk limasan.

Ruang utama dalam Masjid Merah Panjunan ini hanya boleh di buka pada saat hari raya idul fitri, hari raya idul adha, dan juga maulid Nabi di setiap tahunnya.

Pengaruh budaya Tionghoa juga terlihat di dalam masjid ini, di mana terdapat keramik asal tiongkok. Konon katanya keramik itu merupakan hadiah dari Putri Oung Tien. Pada saat itu Putri Oung tien itu menyukai Sunan Gunung Jati.

Lalu Putri Oung tien meminta izin kepada ayahanda nya untuk melamar Sunan Gunung Jati.

Pada saat itu berangkatlah 4 kapal yang berisi piring, guci. Namun 2 kapal itu tenggelam di laut Cirebon. Pada akhirnya Putri Oung Tien menikah dengan Sunan Gunung Jati.

Saat panembahan ratu tahun 1549 di bangunlah kuta kosod di sekeliling bangunan masjid, dengan gerbang berbentuk candi bentar dan daun pintu terbuat dari kayu jati berukir.

Author Profile

Naura Azzahra

Share :

Baca Juga

kisah

Kisah Dakwah Rasulullah di Thaif Hingga di Lempari Batu

kisah

Detik-Detik Wafatnya Rasulullah SAW, Tapi Masih Ingat dengan Umatnya!

Agama

Kisah Ali bin Abi Thalib Menikahi Fatimah Az-Zahra

kisah

Kisah Rasulullah dengan Pengemis Buta Yahudi

Agama

Kisah Abu Bakar Menemani dan Melindungi Rasulullah saat Hijrah ke Madinah

Agama

Kisah Imam Syafi’i Menaklukkan Para Perampok

kisah

Kisah Nabi Muhammad ketika Turunnya Wahyu Pertama
Exit mobile version