Lailatul Qadar adalah malam lebih baik dari 1000 bulan
Seorang teman mengadu, ia menangis, karena tak sempat i’tikaf di masjid, pada sebuah malam yang di banyak Group WA diyakini sebagai malam lebih baik dari seribu bulan:
Lailatul Qadar? Apa sih Keutamaannya
“Aku galau, malam ini tak sempat ber-i’tikaf, tadi aku berdo’a kepada Allah: Ampuni hamba, tak memasuki rumah-Mu untuk i’tikaf malam ini”.
Aku tersenyum lalu menjawab ringan seraya mengutip quotes Abu Said Abil Khayr, guru para sufi, ia berkata: “Jalan menuju Tuhan adalah sebanyak tarikan nafas manusia, dan jalan yang terpendek adalah berkhidmat kepada sesama.”
Tiada agama tanpa empati sosial. Karena hanya dengan berempati terhadap orang-orang lemah kita bisa mencapai Tuhan. Ber-i’tikaflah di kantong-kantong kemiskinan bersama para penghuni rumah yang hatinya meringis karena kesulitan hidup.
Lailatul Qadar itu malam turunnya Al Quran. Al Quran itu turun sepanjang waktu, secara berangsur-angsur selama lebih kurang 23 tahun. Kalau Nuzulul Quran yang memperingatinya pada 17 Ramadhan, itu memperingati turunnya wahyu pertama yang diterima Nabi di Gua Hira.
Malam yang penuh kemuliaan itu dirahasiakan, meskipun ada hadits yang menyebut pada bilangan ganjil, tapi ulama berbeda pandangan, bahkan ada yang menyebutnya sejak awal Ramadhan.
Kalau kita konsisten pada teori turunnya al Quran secara berangsur-angsur, maka boleh jadi lailatul qodar itu turun sepanjang tahun, pada waktu-waktu yang khusus bagi hamba-hamba yang sholih, yang tidak bermaksiat dan gemar menggembirakan orang lain.
Lailatul qodar itu hadiah yang Allah berikan kepada umat Rasulullah, karena usia rata-rata kita tidak seperti umat Nabi Nuh yang bisa mencapai ratusan tahun. Nah, dengan lailatul qodar, satu malam setara dengan 83 tahun, kualitas umur umat Nabi Muhammad bisa menyamai rata-rata umur umat terdahulu.
So, nda usah berdebat panjang soal kesalehan formal, saya meyakini bahwa malam yang mulia ini adalah hadiah, bagi setiap hamba yang soleh dan tidak berbuat zalim, ia berhak mendapatkan lailatul qodar.
Mari kuatkan umat dengan kabar yang menggembirakan, jemput lailatul qodar dengan sukacita. Bukankah sang nabi pernah mengingatkan: “Puncak akal setelah iman adalah menyebarkan kasih kepada sesama”.
Ayah Enha
Pengasuh Pesantren Motivasi Bekasi