Home / Agama / Artikel

Senin, 6 Februari 2023 - 07:00 WIB

Sudah Hijrah Kok Malah Semakin Payah (Part 2)

Peristiwa Hijrah berawal dari perjalanan Nabi saw bersama para sahabat dari Makkah ke Madinah karena mengalami penindasan dan akan dibunuh oleh orang-orang musyrik Quraisy. Nah… kewajiban hijrah di masa itu hanya berlaku utk penduduk Makkah saja.

Tidak berlaku untuk yang tinggal di luar Makkah. Sahabat yang tinggal di luar Makkah dan tidak tertindas oleh para Quraisy maka tidak diwajibkan untuk berhijrah. Itu asal usul hijrah. Kalau sekarang apa coba? Hijrah adalah salah satu kata yg paling banyak ‘diperkosa’.

HIJRAH skrg ini diartikan sebagai gaya hidup islami, jenggot panjang, celana cingkrang, kerudung lebar, abaya panjang menyapu lantai, ditambah cadar. Ngaku terbebas dari riba TAPI tiap hari ghibah, dan caci maki orang yang tak segolongan. Bener apa benerr??

Belum lagi ngomongnya sok kearab-araban, akhi, ukhti, antum, syafakillah. Begitu diajak ngomong bahasa Arab beneran malah nyengir dan kabur. Preett. Ini kan gaya islam yang mblegedes, islami cuma pada eksistensi pakaiannya doang tapi akhlak & ilmunya jauh dari nilai keislaman.

Baca Juga :  HASIL Uji Coba Online, CAT PPK dan PPS PIlkada 2024

Gimana bisa bertambah kalau ikut kajian cuma seminggu 1x. Sisa 6 hari buat ghibah dan maki-maki orang? Tak usahlah pakai istilah hijrah, kecuali kamu tertindas, diusir dari negaramu lalu menyelamatkan diri pindah ke negara lain agar bebas penindasan. Baru itu hijrah yang syar’i.

Perlu diingat bahwa ketika kita melakukan upaya mendekatkan diri kepada Tuhan, maka itu adalah “Taqarrub ilallah”. Kalau dulu maksiat dan sekarang berupaya jadi baik, maka itu disebut “Taubat”. Yang mesti dilakukan sekarang adalah keluar dari majelis itu, cari guru mursyid yang sanad ilmunya nyambung ke Rasulullah SAW.

Inilah pentingnya belajar ilmu agama dengan benar kepada guru mursyid yang benar-benar mumpuni ilmunya. Sehingga akan ditanamkan pondasi ilmu yang kokoh dan tidak mudah terombang-ambing oleh trend-trend islami masa kini yg belum tentu kebenarannya.

Baca Juga :  Gagal Lagi? Try Again!

“Nah, pram, terkait persoalan hutang dan lemahnya ekonomi yang kamu alami, nanti saya kasih ijazah dzikir utk dikerjakan dgn istiqomah.” “Saran saya kembalilah bekerja, teruskan karirmu sampai puncak kejayaanmu sambil belajar memperdalam ilmu agama,” ujar guruku

“…Sementara kamu kerja, silakan istrimu jualan peci & sarung di rumah, maksimalin teknologi, produknya difoto, posting di online shop. Banyak cara cari duit.” Bumi Allah ini luas Pram, Allah itu maha kaya, maha mencukupi makhluknya. Selama jalanmu benar, jangan kuatir kekurangan rezeki.

Janganlah dirimu terkurung oleh aturan-aturan syariat yang kaku, seakan untuk menjadi orang baik  harus lebih dulu melarat. Apakah dunia yang sudah diciptakan Allah begitu luas, mencari uang 20 juta sebulan aja tidak bisa?

Jika tidak bisa, berarti ada yang keliru dalam prosesmu. Maka harus dievaluasi dengan muhasabah setiap hari. Jelas kok ayatnya,

Baca Juga :  Sifat Egois? Pengertian dan Cara Mengatasinya

“Wabtagi fima atakallahud daral akhirata wa la tansa nasibaka minad dunya” Apa arti ayat tersebut?

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”.

Lalu Allah menegaskan lagi, “Wallahu yarzuqu may yasya`u bigairi hisab”  ini apa artinya hayo?

“‘Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas”.

Lihat, perhatikan Nash bahwa Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. Masa iya masih takut miskin dan tidak bisa bayar hutang?

“Nah, untuk mendapatkan rezeki tanpa batas maka kamu harus menjadi hamba yang dikehendaki Allah, dicintai Allah, dikasihi Allah. Dan terkhusus untuk hal itu, harus ngaji, ilmunya gak bisa didapat dalam sekejap. Paham yah, pram?” Demikian guruku yang mulia menutup jawabannya.

Mas pram tampak lega dgn wejangan guruku. Wajahnya yang suntuk jadi sumringah. Semangatnya kembali untuk memperjuangkan kehidupan keluarganya. Semangat yah mas Pram, Tuhan mengasihimu.

diambil dari: thread@CeritaGuruadeirra

Author Profile

Akhmadi Didi

Share :

Baca Juga

Sejarah Perang Badar

Artikel

Sejarah Perang Badar: Mau Tau Apa Sejarahnya? Yuk Kita Simak!

Artikel

Tips Lancar Berbahasa Korea bagi Para Pelajar
syukur dan qanaah

Agama

Syukur dan Qanaah? Apakah mempunyai Arti yang Sama?
ikhlas

Artikel

Ikhlas? Seberapa Penting Sih Keikhlasan Itu? Yuk Di Simak!
sifat ghadab

Agama

Sifat Ghadab? Gimana sih Cara Menghindarinya

Agama

Ramadhan bukan hanya Tentang Ibadah

Artikel

Tips Kebal dengan Omongan Orang Lain, Yaa Bodoamat!
Hari Pendidikan Pesantren

Agama

Selamat Hari “Pesantren” Pendidikan Nasional