Ramadhan bukan hanya Tentang Ibadah
Seperti yang kita ketahui, ramadhan itu identik dengan puasa, melaksanakan sholat tarawih, berbagi takjil, tadarus Al-Qur’an, menahan rasa lapar, haus dan lain sebagainya. Tapi, tahukah kamu? Ramadhan itu memiliki arti yang sangat mendalam pada setiap kebaikan yang kita lakukan di bulan Ramadhan.
Makna Ramadhan dalam Islam bukanlah sekedar ritual ibadah fisik, tetapi juga sebuah proses perubahan spiritual, mental, dan sosial. Seperti yang di firmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya “Wahai orang-orang berfirman, di wajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana di wajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Puasa adalah bentuk pembelajaran dalam mengendalikan hawa nafsu seperti kemarahan, iri, dengki, hasud, ghibah atau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Seperti halnya kebanyakan manusia terutama anak muda zaman sekarang, mereka lebih rajin bermain sosial media dan scroll Tiktok, Instagram di banding tadarus Al-Qur’an dan melakukan hal kebaikan lainnya.
Padahal Allah SWT telah menurunkan banyak rahmat dan pahala di bulan Ramadhan yang hanya datang 1 kali dalam setahun dan semua hal kebaikan yang kita lakukan akan di lipat gandakan pahalanya. Sangat dirugikan apabila kita menghabiskan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat pada bulan Ramadhan ini.
Ramadhan Mengubah Pribadi yang Lebih Baik
Kadangkala manusia melupakan tujuan hidup atau komitmen pada diri sendirinya, hal ini disebabkan karena manusia terlalu banyak mengonsumsi dopamine atau hormon kebahagian yang mengurangi kemampuan kualitas akal dan kesadaran kita akan suatu hal yang sangat penting seperti tujuan hidup dan prinsip diri. Ketika sudah melupakan semua itu mereka cenderung melakukan suatu hal yang tidak produktif bahkan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sumber dopamin itu sendiri sering kali di sebut zona nyaman yang toxic contohnya seperti terlalu asyik bermain media sosial sampai lupa sholat, mengabaikan orang di sekitar atau bahkan melupakan tanggung jawab diri sendiri.
Mungkin salah satu faktor dari kebiasaan buruk ini karena rasa malas, hal ini sering kali menjadi penghalang untuk seseorang yang ingin produktif.
Karena otak manusia cenderung mencari cara yang paling mudah dan bersifat kesenangan, contohnya membuka sosial media itu memberikan rasa senang yang sementara, meskipun dia sadar bahwa itu tidak baik untuk dirinya.
Saran untuk mengurangi kebiasaan buruk yaitu dengan membatasi diri dengan media sosial. Cara ini mungkin terdengar susah tapi percaya lah jika anda sudah tau bahwa itu adalah toxic untuk diri sendiri dan tidak membawa dampak positif bagi diri sendiri maka buat apa bertahan? jangan biarkan semuanya berlarut terlalu lama.
Ketika orang lain sudah mencapai salah satu goalsnya tapi kamu masih stuck di tempat.
Nah di bulan ramadhan inilah waktu yang tepat untuk membuka potensi diri kalian, karena dengan berpuasa dapat lebih mudah mengubah kebiasaan buruk itu menjadi kebiasaan yang lebih baik.
