Islam Melarang Sikap Ekstrem Sekalipun dalam Beribadah
Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan, pertengahan dan toleransi, banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits nabi yang menjelaskan hal demikian, bahkan dalam ibadah sekalipun islam melarang sikap ekstrim.
Sikap ekstrem bisa memicu rasa “bosan dan malas” dalam beragama bahkan bisa menjadikan sumber konflik bahkan sesama kaum muslimin sendiri, oleh karena itulah Rasulullah berpesan untuk tidak bersikap ekstrem.
Dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang bersumber dari Jabir dijelaskan bahwa Sahabat Muadz bin Jabal pernah mengimami sekelompok sahabat lain, pada kesempatan itu beliau membaca Surat Al-baqarah, sebuah surat paling panjang dalam Al-Qur’an, mendengar Sahabat Mu’adz membaca surat Al-Baqarah, salah satu jama’ah memilih “mufaraqah” memisahkan diri dari jama’ah dan kemudian memilih meneruskan shalatnya secara sendiri.
Selanjutnya Muadz mendengar kabar tentang ada sahabat yang memisahkan diri dari Jama’ah sholat, Muadz bin Jabal menyebut bahwa orang tersebut adalah Munafik, sebutan munafik ini sampai ke telinga orang tersebut, sehingga ia tidak terima dan mengadukannya ke Rasulullah SAW.
Mendapat aduan demikian Rasulullah SAW, sebagaimana diceritakan dalam sebuah riwayat marah sedemikian hebat dan tidak pernah marah melebihi kemarahan atas peristiwa ini. Beliau menghardik Muadz seraya berkata: wahai Mu’adz! Apakah engkau hendak menjadi sumber fitnah?
Perkataan ini diulang oleh Rasulullah SAW tiga kali menunjukkan betapa seriusnya kemarahan Rasulullah SAW atas peristiwa ini, selanjutnya Rasulullah menganjurkan kepada Muadz bin Jabal untuk memilih bacaan yang sedang-sedang saja seperti surat Asyams, Al-A’la atau lainnya.
Walau Benar tetap tidak baik
Bahwa apa yang dilakukan oleh Muadz bin Jabal sebenarnya tidaklah bertentangan dengan aturan “fiqih” nya, tidak ada ayat al Qur’an maupun hadits yang secara tegas melarang membaca surat Al-Baqarah dalam sholat, semua surat dalam al-Quran memiliki kedudukan yang sama yang sunnah dibaca setelah selesai membaca Al-fatihah, namun ketika pilihan surat itu justru membuat orang lain “terganggu” aktifitasnya maka Rasulullah SAW secara tegas melarang, sebab hal itu justru akan menimbulkan orang tidak simpatik terhadap Islam.
Jika sikap ekstrim dalam beribadah yang pada dasarnya tidak menyalahi aturan “formal” islam, tentu sikap esktrem terhadap hal lain jauh lebih dilarang, karena hal demikian hanya akan membuat orang makin jauh dari Islam.
Abu Ya’la meriwayatkan
لاتشددوا على انفسكم فيشدد الله عليكم.. الحديث
Janganlah kamu memberat-beratkan dirimu sendiri, sehingga Allah akan memberatkan dirimu…….
Hadits ini mengisyaratkan betapa pentingnya bersikap moderat dalam segala aspek, dan betapa bersikap ekstrem walaupun benar merupakan hal yang tidak disukai oleh Rasulullah SAW, apalagi jika bersikap ekstrem dan salah tentu hal itu dilarang oleh Agama.
Wallahu a’lam.