Home / Artikel

Kamis, 9 Oktober 2025 - 19:39 WIB

Semangat di Awal, Nyerah di Tengah Jalan: Kenapa Bisa Gitu?

Semangat di Awal, Nyerah di Tengah Jalan: Kenapa Bisa Gitu?

Kamu pasti pernah ngalamin: awalnya super semangat bikin resolusi baru — rajin olahraga, belajar bahasa asing, atau nabung tiap bulan. Tapi… begitu masuk minggu ke-3 atau ada kendala kecil, semua buyar. Motivasi hilang, dan akhirnya nyerah gitu aja, tanpa rasa bersalah.

Awas sifat ini jangan sampe bablas sampe tua, nanti jadi beban keluarga. Kabar baiknya: masalah ini bisa dijelasin lewat ilmu Atomic Habits dan ada solusinya. Simak ya!

Kenapa Kita Nyerah di Tengah Jalan?

  1. Mengandalkan Motivasi Doang
     Motivasi itu sifatnya kayak bensin premium: bikin ngebut di awal, tapi cepat habis. Begitu ada kendala, semangat langsung drop.
  2. Terlalu Fokus Sama Hasil Akhir
     Contoh: pengen punya badan six pack dalam 3 bulan. Begitu hasil nggak keliatan, langsung ngerasa sia-sia dan mikir cuman buang-buang waktu aja.
  3. Nggak Punya Sistem yang Jelas
     James Clear pernah bilang:

“You do not rise to the level of your goals. You fall to the level of your systems.”
 Artinya, bukan goals yang bikin kamu berhasil, tapi sistem kecil yang kamu jalanin tiap hari.

Baca Juga :  Ternyata Bukan Dia yang Harus Aku Kejar, Tapi…

Solusinya gimana?

1. Ubah Fokus: Dari Goals ke Identitas

Daripada bilang “gue mau turun 10 kilo”, coba bilang “gue adalah orang yang nggak pernah skip olahraga.”
Identitas ini bikin kamu konsisten, karena kamu bukan ngejar angka, tapi ngejalanin siapa dirimu.

2. Buat Sistem, Bukan Andalkan Mood

  • Mau baca buku? Taruh buku di meja, bukan di rak yang jauh.
  • Mau jogging? Siapin sepatu di depan pintu.
  • Mau nabung? Aktifin auto-debet ke rekening tabungan.

Baca Juga :  Maulid Nabi: Bid’ah, Benarkah ! (1)

Sistem bikin habit jadi otomatis, bukan tergantung semangat.

3. Nikmati Progres Kecil

Dalam Atomic Habits, James Clear menekankan bahwa otak manusia suka dengan sesuatu yang instan. Itulah kenapa reward sangat penting, tapi harus dipahami dengan benar.

Reward bukan berarti setiap kali berhasil olahraga seminggu langsung “hadiahi diri” dengan makan junk food sepuasnya, atau kalau berhasil nabung sebulan malah dihabiskan buat belanja barang impulsif. Itu justru bisa menghancurkan kebiasaan baru yang lagi dibangun.

Reward yang tepat itu sederhana, sehat, dan mendukung kebiasaan, contohnya:

  • Setelah menyelesaikan target menulis 30 menit, kasih waktu 10 menit untuk scroll sosmed tanpa rasa bersalah.
  • Setelah berhasil olahraga rutin seminggu, izinkan diri nonton film favorit.
  • Setelah berhasil menabung, boleh traktir kopi atau makanan kecil, tapi tetap sesuai budget.

Baca Juga :  Lautan Sampah: Amanah yang Terabaikan

Intinya, reward berfungsi sebagai pemicu rasa puas, bukan “izin untuk merusak progress”.

Kutipan yang relevan dari James Clear:

“Habits are the compound interest of self-improvement.”

Jadi setiap reward kecil yang tepat akan memperkuat kebiasaan, bukan menggagalkannya.

Intinya

Semangat di awal itu gampang. Tapi yang bikin hidup berubah justru hal-hal kecil yang konsisten, walaupun boring. Kalau kamu sering nyerah di tengah jalan, mungkin selama ini kamu cuma ngandelin motivasi, bukan bikin sistem.

Ingat kutipan ini dari James Clear:

“Habits are the compound interest of self-improvement.”
 (Kebiasaan itu bunga berbunga dari pengembangan diri.)

Jadi kalau kamu pengen benar-benar berubah, jangan buru-buru ngegas di awal. Bangun sistem kecil yang bisa kamu jalanin bahkan pas lagi males. Karena pada akhirnya, yang konsisten menang, bukan yang paling semangat di awal.

 

Author Profile

M. Abdul Kodir

Share :

Baca Juga

Bersyukur

Artikel

Bersyukur? Pengertian dan Contohnya, Yuk Simak!

Artikel

Tuntutlah Ilmu sampai ke Negeri China: Kenapa Harus China?

Artikel

Remaja, Waspadai Kebiasaan Sepele yang Bisa Memicu Kanker Usus!

Artikel

Dampak Penggunaan Media Sosial bagi Anak-Anak
Suluk Ramadhan

Agama

Suluk Ramadhan
Para Ulama Menyikapi Perbedaan dengan Sikap Toleran.

Agama

Para Ulama Menyikapi Perbedaan dengan Sikap Toleran (2)

Agama

Sedekah itu Kunci Bahagia, Lho Kok Bisa?!

Artikel

Boneka Besar Ondel-Ondel ini, Ternyata Ada Sejarahnya Juga Lhoo!