Home / Agama / Artikel

Selasa, 11 Maret 2025 - 10:29 WIB

DASAR HUKUM TABLIGH DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN

Dasar Hukum Tabligh menurut Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai wahyu Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW yang berisi berbagai perintah dan pedoman bagaimana cara hidup yang benar, termasuk tentang kewajiban untuk menyebarkan ajaran agama. Pentingnya mempelajari dasar hukum tabligh dalam Al-Qur’an dan Hadis terletak pada cara kita untuk mengarahkan umat Islam dalam menyampaikan pesan agama dengan cara yang benar dan tidak melenceng dari ajaran agama. Dengan memahami dasar-dasar shukum ini, umat Islam akan lebih memahami dan bertanggung jawab dalam menyebarkan ajaran Islam sesuai dengan ajaran yang benar.
Salah satu dasar hukum tabligh ada dalam surat al-maidah ayat 67:

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۗ وَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗۗ وَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang Allah perintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

Dalam surat ini kaitan ayat dengan hukum dan kegiatan tabligh adalah Allah SWT memerintahkan semua umatnya untuk melaksanakan apa yang Allah perintahkan, termasuk untuk setiap nabi dan rasul. Ayat Ini menjelaskan amanat dari Allah yang telah Allah kasih pada Rasulullah untuk menyampaikan wahyunya kepada para umatnya, yaitu ajaran-ajaran Islam.

Baca Juga :  Masalah atau Beban Hidup? Semua Orang Pasti Mengalaminya!

Jikalau seorang rasul tidak menyampaikan amanatnya, maka beliau bukanlah seorang rasul. Karena rasul itu pasti mempunyai sifat tabligh yang berarti menyampaikan, benar atau benar? Pada ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah juga menyampaikan amanah kepada setiap muslim untuk senantiasa menyampaikan amanah, sama halnya seperti Rasulullah yang diberikan tugas oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat-umatnya. Menyampaikan ilmu atau suatu kebenaran bukan hanya tugas dan kewajiban seorang rasul saja, akan tetapi kewajiban bagi setiap muslim.

Tantangan dalam Berdakwah

Namun dalam menjalankan tugasnya, seorang Rasul pasti mendapatkan tantangan, rintangan dari orang-orang kafir. Akan tetapi dengan adanya tantangan dan rintangan itu bukan berarti bisa menjadikan alasan seorang rasul untuk tidak menyampaikan ajaran-ajaran Islam sesuai dengan yang Allah perintahkan. Karena Allah menjamin keselamatan pada Rasulullah, oleh karena itu Rasulullah tetap percaya diri dan menjalankan apa yang Allah perintahkan. Contoh kegiatan tablighnya adalah, sama hal nya dengan seorang guru, guru merupakan pewaris rasul dalam mengemban amanah, yaitu dengan menjalankan peran dan tugasnya sebagai seorang pendidik.

Baca Juga :  Pentingnya Istiqamah dalam Kehidupan

Ada pula dalam surat An-Nahl ayat 125:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”

Dalam surat ini mengandung dasar hukum tabligh. Di ayat tersebut, Allah berfirman, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik.”

Cara untuk melakukan Kegiatan Tabligh

1. Seruan kepada Allah : Allah menjelaskan kepada Rasul bahwa Tabligh adalah usaha untuk mengajak seseorang kepada jalan Allah dan untuk agama Allah SWT, sebagai jalan untuk menuju ridha-Nya.
2. Hikmah : Allah menjelaskan kepada Rasulullah agar berdakwah dengan hikmah. Menurut tafsir kemenag, dakwah dengan hikmah adalah dakwah yang berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu ilahi, dengan cara yang menyesuaikan pada kondisi umat.
3. Pengajaran yang baik: Dalam tabligh kita harus menyampaikan suatu kebenaran melalui cara pendekatan yang baik, bijaksana, lemah lembut, menyejukkan, dan tentunya harus mempunyai pengetahuan yang baik. Intinya dalam penyampaian harus dengan cara yang cerdas dan efektif.
4. Bantahan yang baik: Allah SWT menjelaskan apabila terjadi perdebatan, hendaknya membantah dengan cara yang baik, cara menjawabnya dengan santun dan baik. Perdebatan yang baik adalah perdebatan yang tidak menimbulkan sifat negatif manusia, seperti sombong, tinggi hati, dan lain-lain. Inilah pentingnya etika dalam proses tabligh.

Baca Juga :  Remaja Cerdas, Kenali HIV Sejak Dini!

Contoh kegiatan tabligh dalam surat An-Nahl ayat 125 adalah mengadakan penyuluhan agama yang mengajarkan nilai-nilai Islam dengan berbagai cara yang mudah untuk memahaminya, termasuk tentang hikmah dan akhlak. Oleh karena itu, kita bisa mengadakan pembacaan, kemudian diskusi tentang buku-buku Islam yang memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam yang santun.

Author Profile

Naura Azzahra

Share :

Baca Juga

Artikel

Tips Lancar Berbahasa Korea bagi Para Pelajar
Gawaimu?

Artikel

Gawaimu? Positif atau Negatifkah?

Artikel

Rukun islam? Mau Tau Penjelasannya, Yukk simak!

Artikel

Mimpi ke Luar Negeri, Tapi Orang Tua Belum Mengizinkan: Bagaimana?
Waktu

Artikel

Waktu, Gimanasih caranya biar gak terbuang sia-sia?
sayyidah aisyah

Agama

Sayyidah Aisyah?Yuk Cari Tau Kisahnya!

Agama

Dakwah di Era Digital? Inilah Tantangan dan Strategi bagi Da’i!
syukur dan qanaah

Agama

Syukur dan Qanaah? Apakah mempunyai Arti yang Sama?