Home / Artikel

Selasa, 20 September 2022 - 12:18 WIB

Ada Sejuta Manfaat Menulis Bagi Kesehatan Mental

Mengulik Sejuta Manfaat Menulis Bagi Kesehatan Mental

Tahukah anda bagaimana merawat kesehatan mental tanpa perlu beranjak dari meja kerja bahkan pergi liburan? Jawabanya adalah menulis! Ya, menulis.

Banyak penelitian yang sudah mengungkapkan bahwa menulis terbukti efektif untuk menjaga dan memperbaiki kesehatan mental kita baik untuk menurunkan stress, media efektif untuk menuangkan emosi, memberikan ketenangan hingga mengobati luka batin atau trauma yang terjadi dalam hidup seseorang.

Sebagai makhluk sosial tentunya manusia tidak hidup sendiri, melainkan berdampingan dengan orang lain maupun semesta dan isinya seperti lautan, pegunungan hewan dll. Dalam prosesnya dibutuhkan keseimbangan dan sinkronitas yang baik untuk hidup berdampingan. Namun realitanya, dalam hubungan tersebut tidak terlepas dari konflik yang pada kasus tertentu dapat menyebabkan seseorang mengalami cemas, depresi, kecenderungan menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi, bahkan trauma pada kejadian tertentu.

Siapa sangka, masalah tersebut bisa kita minimalisir dengan mengeluarkan dan mengurainya ke dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh salah seorang mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang terhadap 25 remaja yang sedang menjalani rehabilitasi sosial, ditemukan fakta bahwa pemberian terapi menulis ekspresif dapat dijadikan intervensi dalam proses penurunan depresi, cemas, dan stress pada remaja yang sedang menjalani rehabilitas sosial.

Sejalan dengan hal tersebut, salah seorang mahasiswa psikologi di salah satu universitas di Surabaya juga melakukan penelitian terkait, dengan subjek penelitian terhadap 19 mahasiswa dengan tingkat kecenderungan depresi ringan hingga berat. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa terdapat penurunan kecenderungan depresi sebanyak 65% setelah pemberian terapi menulis ekspresif.

Baca Juga :  Pergaulan Remaja itu Penting Lhoo Yuk Pelajari!

Sehubungan dengan kedua sampel penelitian tersebut dapat diketahui bahwa menulis dapat menjadi alternatif untuk menurunkan stress dan depresi baik dikalangan remaja maupun dewasa sebagai upaya memelihara dan memperbaiki kesehatan mental seseorang.

Lalu, menulis seperti apa dan bagaimanakah yang bisa kita praktikkan dalam mengupayakan hal tersebut dalam keseharian kita? Dan apakah bisa dilakukan oleh setiap orang atau hanya bisa dilakukan oleh penulis saja? Mari kita kupas melalui penjelasan berikut :

Menurut Darnati, Sugiato, & Sunarko (2018) expressive writing atau menulis ekspresif merupakan intervensi berbentuk psikoterapi kognitif yang dapat mengatasi masalah depresi, cemas dan stress karena membantu merefleksikan pemikiran dan perasan terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan. Menulis ekspresif bisa dilaksanakan dengan terapis maupun mandiri.

Berikut merupakan tahapan menulis ekspresif bersama terapis :

a) Rasional prosedur merupakan tahapan pertama yang diterapkan dengan tujuan memperoleh data kondisi seseorang yang akan melakukan terapi ini. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah penyebaran alat ukut ukur mengumpulkan informasi dan melakukan kontrak.

b) Recognitive/initial writing merupakan tahap kedua dengan tujuan membuka dan membangun kenyamana untuk menulis. Peserta diberikan kesempatan untuk menulis dengan bebas dan mengungkapkan hal-hal yang muncul pada pikiran tanpa adanya perencanaan dan arahan.

Baca Juga :  Pengertian dan Keutamaan Bertaubat

c) Examination writing exercise merupakan tahap ketiga dengan kegiatan mengeksplorasi reaksi peserta terhadap suatu situasi tertentu. Tulisan yang sebelumnya ditulis merupakan cakupan topik yang dapat diperluas menjadi peristiwa emosional atau peristiwa spesifik yang dialami oleh individu.

d) Feedback merupakan tahap selanjutnya yang merupakan sarana refleksi yang dapat mendorong memperoleh kesadaran baru terkait hal-hal yang dapat mengispirasi perilaku, sikap ataupun nilai baru. Hal ini akan membantu individu memperoleh pemahaman yang lebih tentang dirinya dan dapat diaplikasikan sehingga muncul adanya perubahan tingkah laku dikemudian hari

e) Apllication to the self adalah tahapan dimana peserta didorong mengaplikasi pengetahuan barunya didunia nyata

f) Tahap terahir adalah pekerjaan rumah dan tindak lanjut dimana pada tahap ini terapis akan mendorong peserta dalam mempraktikan prosedur expressive writing dalam situasi diluar pelatihan. Selanjutnya, mendiskusikan hasil latihan yang telah diberikan dan meminta untuk mencatat dalam lembar tugas tentang penggunaan expressive writing seperti mengisi catatan pemikiran yang muncul serta menyusun kegiatan tindak lanjut.

Kegiatan menulis ekspresif ini juga bisa dilakukan mandiri karena tidak memiliki aturan-aturan tertentu, contohnya dengan menulis diary. Dengan menulis diary, seseorang bebas menuliskan semua perasaan, informasi dan pengetahuan yang ada dikepalanya serta menuangkan semua emosinya tanpa khawatir akan penghakiman dari orang lain atas perasaan maupun sesuatu yang ia lakukan, sehingga ada emosi yang tersalurkan dengan baik yang akan berpengaruh baik pula untuk fisik seseorang.

Baca Juga :  Pesantrenku “Daar Al Zahra”

Terlebih lagi pada masa pandemi, tak dipungkiri pandemi covid-19 menyumbang konflik yang cukup besar bagi seluruh penduduk di negeri ini mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan bahkan psikis. Tidak hanya kesehatan fisik yang harus dijaga untuk bisa hidup berdampingan dengan pandemic ini, kesehatan mental juga tidak kalah penting untuk terus dijaga, mengingat angka gangguan mental yang terus meningkat dimasa pandemi.

Membiasakan menyalurkan emosi dengan baik akan sedikit demi sedikit membantu kita untuk lebih bijak mengontrol emosi dengan baik demi melanggengkan kondisi kesehatan mental kita.

Menulis akan membantu kita untuk belajar mindful atau menyadari apa yang sedang kita rasakan sebenarnya, sehingga mengetahui apa yang sedang fisik dan psikis kita butuhkan. Selamat merayakan perasaan ringan dan tenang dalam hidup. Apa anda tertarik untuk mencoba?

 

Daftar pustaka

Kusuma danarti N, Sugiarto A & Sunarko. 2018. Pengaruh Expressive Writing Terhadap Penurunan Depresi, Cemas, Dan Stress Pada Remaja. Jurnal ilmu keperawatan jiwa Vol 1 Hal. 48-61.

Lailatus sa’adah, L. 2018. Pengaruh Expressive Writing Terhadap Kecenderungan Depresi Pada Mahasiswa Tahun Pertama. Diglib.uinsby.ac.id

Rahmasari D. 2020. Self Healing Is Knowing Your Own Self. Surabaya. Unesa University Press

 

Penulis : Nelly (Guru Mi Hidayatus Shibyan)

Artikel ini sudah terbit di : suara.com

Author Profile

Akhmadi Didi

Share :

Baca Juga

Malam Lailatul Qadar

Artikel

Malam Lailatul Qadar, Yuk cari tahu makna dan cara mendapatkannya!

Agama

Tutup Kuping Saat Dengar Musik = Radikalisme?

Artikel

Yuk Simak Kisah Mistis dari Makam Keramat Plangon: On The Ambyar.

Artikel

Memperingati Hari Pahlawan, Pahlawan Inspirasiku!

Artikel

Menggapai Cita-Cita? Mauu Tau Tips Nya, Yukk Simaak!
sifat ghadab

Agama

Sifat Ghadab? Gimana sih Cara Menghindarinya

Artikel

3 Kecerdasan Di Bulan Ramadhan? Apa Saja Itu? Yuk Di Simak!

Agama

Islam Melarang Sikap Ekstrem Sekalipun dalam Beribadah