Katanya cingkrang itu sunnah, HARUSNYA tidak ada dosa jika ditinggalkan. Lha kok yang di bawah mata kaki malah jadi Neraka. Ada yang bisa jawab?
Begitulah guruku yang mulia melempar tanya kepada kami. Seperti biasa, aku datang bbersama mbak Hannah & di situ sudah ada mas Fikri yg bersandar di punggung mas Topa. Topik isbal ini legenda yah, selalu jadi primadona (atau momok?) dari jaman ke jaman.
Ngeri juga kalo tiba-tiba didatengin orang terus disodorin Hadits, โsemua kain di bawah mata kaki tempatnya di nerakaโ Kain? di Neraka? Sampai waktu itu pernah kutulis di salah satu tweet, “Untung yang berada di neraka cuma kainnya aja.”, dan langsung diserbu orang yang bilang aku mengolok-mengolok hadits.
Guruku pun melanjutkan “Ini bahaya. Bagi orang awam bisa menimbulkan fitnah, terutama sikap sesama muslim yang selalu merasa paling benar dan sewenang-wenang. Padahal ini hanyalah ๐บ๐ฎ๐๐ฎ๐น๐ฎ๐ต ๐๐ต๐ถ๐น๐ฎ๐ณ๐ถ๐๐ฎ๐ต (๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฒ๐ฑ๐ฎ๐ฎ๐ป ๐ฝ๐ฎ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ป๐ด๐ฎ๐ป) sejak jaman dulu.”
“Memahami definisi isbal aja, bisa bermacam-macam konteks. Jadi jangan kaget kalo hari ini kalian akan mendengar istilah-istilah dan hadits-dhadits yang belum pernah kalian dengar sebelumnya,” demikian ujar guruku yang mulia.
๐๐ฝ๐ฎ ๐๐ถ๐ต ๐ฎ๐ฟ๐๐ถ ๐ถ๐๐ฏ๐ฎ๐น?
Banyak orang jika ditanya tentang isbal, jawabannya yakni menjulurkan kain melebihi mata kaki, ini haram, ini praktek terlarang dan akan membunyikan hadits-hadits yang itu-itu saja. Bosan. Pada beneran ngerti ngga sih sebenernya?
๐๐ฎ๐๐ฎ๐ป๐๐ฎ ๐ฐ๐ถ๐ป๐ด๐ธ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด ๐ถ๐๐ ๐๐๐ป๐ป๐ฎ๐ต, ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐ฟ๐๐ถ ๐ธ๐ฎ๐น๐ผ ๐ฑ๐ถ๐ธ๐ฒ๐ฟ๐ท๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ ๐ฝ๐ฎ๐ต๐ฎ๐น๐ฎ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ท๐ถ๐ธ๐ฎ ๐ฑ๐ถ๐๐ถ๐ป๐ด๐ด๐ฎ๐น๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ธ ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ฑ๐ผ๐๐ฎ. ๐๐ฉ๐ข ๐ฌ๐ฐ๐ฌ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐๐ข๐ณ๐ข๐ฎ. Ada yang bisa jawab kenapa?
Belom lagi fenomena umat hari ini, yang selalu berlomba pamerin pengamalan keagamaannya masing-masing. Kalau cuma bagi-bagi pengalaman tidak apa-apa. Tapi masa iya sampe urusan celana kebanjiran aja bisa jadi pengkafiran kepada kaum muslim yang memilih untuk tidak cingkrang?
Sekarang mari kita belajar dan buka kitabnya. Guruku lalu memandangku, “Ade, tolong baca kitabmu hal 846.” โIsbal, mashdar dari asbala, diambil dari kata As-sabalโ โAs-sabal adalah jenis baju paling tebal terbuat dari kapas/ramiโ
Guruku melanjutkan, Dalam ilmu pemaknaan lafadz, maka kita boleh pakai Tahrir al musthalahat (penegasan makna), maka secara wadhโi (pembentukan lafal), “isbal adalah memakai memakai baju/kain (terbuat dari kapas) yang diturunkan hingga tanah”
Jelas yah, ๐ธ๐ผ๐ป๐๐ฒ๐ธ๐๐ป๐๐ฎ ๐ฎ๐ฑa๐นa๐ต ๐ฝ๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ถ๐ฎ๐ป (terutama yang terbuat dari kapas) Perbuatannya: menjulurkannya ke tanah. Makna yang lebih umum, Seseorang dikatakan mengisbalkan bajunya apabila ia memanjangkan pakaian/kain dan melabuhkannya ke tanah (Lisan alโArab XI:319)
Terus apa sebabnya kok bisa masuk neraka? NAH, perlu saya tegaskan bahwa hukum isbal ๐ง๐๐๐๐ ๐๐๐ di Al-Qurโan. Semua riwayatnya bersumber pada Hadits. Terkait pakaian maka kaidahnyaย โ๐๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฎ ๐ข๐ด๐ข๐ญ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ถ๐ฃ๐ข๐ฉ (๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ)โ
Sebagaimana sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh An-Nasai, โ๐๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ๐ญ๐ข๐ฉ & ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฉ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ณ๐ต๐ข ๐๐๐ง๐ฅ๐๐ ๐๐๐๐ฃ๐ก๐๐ ๐๐๐ฃ๐๐๐ฃ ๐ฉ๐๐๐๐ ๐๐๐ง๐ก๐๐๐๐๐๐ฃ & ๐ฉ๐๐๐๐ ๐จ๐ค๐ข๐๐ค๐ฃ๐โ
Hadits tersebut dipertegas oleh Ibnu Majah, โBarangsiapa ๐บ๐ฒ๐ป๐ด๐ฒ๐ป๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฝ๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ถ๐ฎ๐ป ๐ฑenga๐ป ๐ฝ๐ฒ๐ป๐๐ต ๐ธ๐ฒ๐๐ผ๐บ๐ฏ๐ผ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ถ ๐ฑ๐๐ป๐ถ๐ฎ, maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan pada hari Kiamat dan dia akan di masukkan ke dalam api Nerakaโ
Dari hadits tersebut, maka kita sepakati siapapun yang memakai pakaian dgn penuh kesombongan, maka tempatnya di Neraka. Tidak peduli gadis atau janda, perjaka atau duda, semua akan masuk neraka kalau niat dan sikap berpakaiannya penuh kesombongan. Termasuk yang pakai jilbab.
Kalau kemarin yang cingkrang ngatain santri yang sarung atau celananya melebihi mata kaki akan masuk neraka, sekarang gantian kita pakai dalil kemutlakan untuk membalik hukumnya. Ini belum masuk hukum isbalnya lho, baru menjelaskan tentang kaidah berpakaian
Dari kedua hadits di atas maka kita menemukan adanya unsur โkesombonganโ sebagai suatu sifat yg keberadaannya menyebabkan adanya hukum, dan ketiadaannya menyebabkan tiadanya hukum, atau dalam Ushul Fiqih dikenal sebagai ๐ถ๐น๐น๐ฎ๐
Apa contohnya illat? ๐๐ฆ๐ต๐ช๐ข๐ฑ ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ฅ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ๐ถ๐ฎ ๐ฌ๐ฆ๐ค๐ถ๐ข๐ญ๐ช ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ, ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข ๐ช๐ญ๐ญ๐ข๐ต๐ฏ๐บ๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ช๐ง๐ข๐ต ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ. Sampe sini paham?
teweet @adeirra